Tentang Kepribadian
Dalam kehidupan kita bermasyarakat sering kali kita menemukan perbedaan sikap atau sifat seseorang. Perbedaan sikap atau sifat tersebut terjadi karena beberapa faktor, yang sehingga dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang antara lain sebagai berikut.
Keluarga
Keluarga mempunyai fungsi pengawasan sosial. Keluarga memberi pengertian kepada anak tentang peranannya di keluarga maupun di masyarakat. Apabila terjadi gejala menyimpang dari pola-pola yang ditentukan sebaiknya orang tua cepat memperingatkan dan berusaha mengembalikannya ke jalan yang benar. Pengawasan sosial tidak akan berhasil apabila pihak keluarga/orangtua tidak memberi teladan yang baik.
Menurut J. Gondo, keluarga memiliki beberapa fungsi, yaitu pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan perorangan, dan kontrol sosial. Kebijakan orangtua yang baik dalam proses sosialisasi terhadap anak-anak adalah Selalu dekat dengan anak-anak, Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan. Mendorong agar anak-anak dapat membedakan antara yang benar dan salah, baik atau buruk, pantas dan tidak pantas, dan sebagainya.
Ibu dan ayah dapat memberikan peran sebagai orang tua yang baik. Menasihati anak-anak jika melakukan kesalahan/kekeliruan serta menunjukkan dan mengarahkan mereka ke jalan yang benar.
Teman sepermainan
Teman sepermainan sangat penting bagi pembentukan kepribadian anak. Mereka saling meniru dan belajar dari segala yang dilihatnya pada teman sepermainan yang umumnya berusia sebaya. Hal itu menimbulkan kesadaran dalam diri anak tentang orang lain di sekitarnya.
Orang tua berkewajiban mengetahui perkembangan kegiatan, sikap, dan tindakan kelompok teman sepermainan anak-anaknya. Para orang tua harus mengarahkan anak-anak pada kegiatan-kegiatan yang positif sesuai dengan usia dan kemampuan anak.
Sekolah
Sejak anak mulai memasuki bangku sekolah di taman kanak-kanak, kemudian sekolah dasar, sampai ke perguruan tinggi, seorang anak akan berusaha supaya diterima sebagai warga sekolah yang baik. Untuk itu, ia selalu belajar menaati aturan nilai dan norma yang berlaku di sekolah. Sosialisasi di sekolah berjalan dengan lebih terarah dan baik karena para guru selalu mendidik dan mengarahkan siswanya tentang nilai dan norma
Yang baik, yang harus dipatuhi di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Fungsi pendidikan sekolah sebagai media sosialisasi, antara lain mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya, melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari generasi yang satu ke generasi selanjutnya.
Lingkungan kerja
Pengaruh dan peranan lingkungan kerja sangat penting dalam pembentukan kepribadian melalui proses sosialisasi nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan kerja. Di dalam lingkungan kerja, setiap pekerja melakukan hubungan sosial satu sama lainnya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di lingkungan kerja. Seluruh pekerja, mulai dari atasan sampai bawahan, berkewajiban melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.
Para pekerja yang bertindak melanggar norma-norma sosial akan mendapatkan sanksi sesuai dengan jenis pelanggarannya. Sanksi itu dapat berupa cemoohan, pengucilan, pemutusan hubungan kerja, hukuman administrasi, dan hukuman kurungan apabila pelanggarannya berat.
Media massa
Media massa merupakan alat sosialisasi yang paling efektif karena dapat menyampaikan informasi yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Beberapa media sosialisasi seperti majalah, televisi, radio, film, dan sebagainya dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima nilai, norma, sikap, dan pola-pola perilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Media massa merupakan media sosialisasi bagi seluruh masyarakat, baik remaja, anak-anak, maupun orang dewasa sehingga media massa sangat berpengaruh dalam sosialisasi.
Masyarakat umum sebagai media sosialisasi
Masyarakat umum berfungsi sebagai media sosialisasi nilai-nilai dan norma-norma dalam proses sosialisasi pembentukan kepribadian warga masyarakatnya. Setiap warga masyarakat dalam kehidupannya senantiasa selalu berhubungan dengan masyarakat umum. Misalnya, diundang rapat, menghadiri acara pernikahan, naik kendaraan umum. Kegiatan-kegiatan tersebut menuntut kita untuk berinteraksi sosial dengan orang lain. Dalam berinteraksi sosial tersebut, pengaruh nilai-nilai dan norma-norma masyarakat umum akan membentuk kepribadian warga masyarakatnya.